Senin, 04 Januari 2010

KELEBIHAN LAILATUL KADAR DAN ANJURAN SUPAYA MENCARINYA PADA WAKTUNYA

Ibn Umar r.a. berkata: Ada beberapa sahabat Nabi saw. telah diperlihatkan Lailatul Kadar dalam mimpi di malam dua puluh tujuh, maka Nabi saw. bersabda: Aku perhatikan impianmu bertepatan dalam malam dua puluh tujuh, maka siapa berusaha untuk mendapatkannya hendaknya berusaha mencarinya pada malam dua puluh tujuh Ramadhan. (Bukhari, Muslim).

Abu Said r.a. berkata: Kami i’tikaf bersama Nabi saw. pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan, lalu keluar pada pagi hari 20 (dua puluh) Ramadhan dan berkhotbah: Aku semalam diperlihatkan Lailatul Kadar, kemudian dilupakan, karena itu kalian cari pada malam-malam yang ganjil 21, 23, 25, 27, 29. Pada malam-malam yang terakhir, dan aku diperlihatkan seakan-akan aku sujud di atas air dan tanah, maka siapa yang i’tikaf bersama Nabi saw. hendaknya pulang. Maka kami pulang dan tiada melihat sedikit awanpun di langit, tiba-tiba datang awan dan turun hujan sehingga mengalir dari atas masjid yang terbuat dari daun kurma, kemudian terdengar iqamat untuk shalat, maka aku melihat Nabi saw. sujud di atas air dan tanah, sehingga aku melihat bekas tanah yang menempel di dahi Nabi saw. (Bukhari, Muslim).

Abu Said Al-Khudri r.a. berkata: Biasa Nabi saw. i’tikaf pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan, maka apabila telah sore hari ke-20 Ramadhan beliau pulang ke rumah demikian pula para sahabat yang mengikutinya. Kemudian pada saat yang biasanya pulang, tiba-tiba berkhotbah dan bersabda: Aku biasa i’tikaf pada malam-malam ini, kemudian terasa padaku untuk i’tikaf pada malam-malam akhir (21-30) Ramadhan, maka siapa yang telah i’tikaf bersamaku tetaplah dalam i’tikafnya, sebab aku telah diperlihatkan malam Lailatul Kadar kemudian dilupakannya, karena itu kalian cari pada malam-malam ganjil (21-23-25-27-29), aku ditunjukkan seakan-akan aku sujud di atas tanah berair, tiba-tiba malam itu berawan dan hujan, sehingga bocor di masjid terutama mushola Nabi saw. pada malam dua puluh satu, kemudian aku melihat dengan mata kepalaku ketika Nabi saw. keluar dari shalat Subuh, muka Nabi saw. berlumuran tanah berair (lumpu). (Bukhari, Muslim).

‘Aisyah r.a. berkata: Biasa Rasulullah saw. i’tikaf pada malam-malam sepuluh terakhir (21-30) Ramadhan dan bersabda: Carilah malam Lailatul Kadar pada malam-malam terakhir (21-30) Ramadhan. (Bukhari, Muslim).

Tidak ada komentar: