Senin, 04 Januari 2010

HUKUMAN BERAT BAGI YANG TIDAK MENUNAIKAN ZAKAT

Abu Dzar r.a. berkata: Aku datang kepada Nabi saw. yang sedang di bawah naungan Ka’bah sedang bersabda: Demi Tuhan Ka’bah merekalah yang rugi, demi Tuhan Ka’bah merekalah yang rugi. Maka aku bertanya pada diriku, apakah urusanku, mungkin tampak apa-apa padaku, lalu aku duduk, sedang hatiku diliputi berbagai macam pertanyaan sehingga bertanya: Siapakah mereka itu? Jawab Nabi saw.: Mereka yang banyak harta, kecuali yang mendermakan hartanya ke kanan, ke kiri, ke muka, ke belakang (untuk shadaqah). (Bukhari, Muslim).

Abu Dzar r.a. berkata: Aku datang kepada Nabi saw. sedang Nabi saw. bersabda: Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, atau: Demi Allah yang tiada Tuhan kecuali Dia, tiada seorang yang memiliki unta, lembu atau kambing lalu tidak menunaikan kewajiban zakatnya melainkan didatangkan pada hari kiamat sebesar, segemuk biasanya, lalu menginjak-injak pemiliknya dan menanduk dengan tanduknya, tiap sudah selesai yang terakhir diulang oleh yang pertama, sehingga selesai putusan orang-orang, lalu ditentukan ke surga atau neraka. (Bukhari, Muslim).

BERAT DOSA ORANG YANG BERDUSTA ATAS NAMA RASULULLAH SAW.

Ali r.a. berkata : Nabi saw. bersabda : Kalian jangan berdusta atas namaku, maka sesungguhnya siapa yang berdusta atas namaku pasti masuk neraka. (Bukhari, Muslim).
Anas r.a. berkata : Sesungguhnya yang menahan diriku memperbanyak riwayat hadist kepadamu adalah karena Nabi saw. bersabda : Siapa yang berdusta atas namaku, maka ia menyiapkan tempatnya dalam neraka. (Bukhari, Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata : Nabi saw. bersabda : Siapa yang sengaja berdusta atas namaku, maka hendaklah menyiapkan tempatnya di dalam neraka. (Bukhari, Muslim).
Al-Mughirah ra. berkata : Aku telah mendengar Nabi saw. bersabda : Sesungguhnya berdusta kepada siapapun, tidak sama dengan berdusta atas namaku, siapa yang sengaja berdusta atas namaku maka hendaknya menyiapkan tempatnya di neraka. (Bukhari, Muslim).

SHALAT LIMA WAKTU SALAH SATU RUKUN ISLAM

Thalhah bin Ubaidillah r.a. berkata : Seorang dari Najed datang kepada Nabi saw. sedang ia terurai rambutnya, lalu ia mendekat kepada Nabi saw., dengung suaranya dapat didengar tetapi tidak dapat ditangkap (dimengerti) apa yang dikatakannya tiba-tiba ia bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah saw. bersabda : Lima kali shalat dalam sehari semalam. Ia bertanya : Apakah ada kewajiban bagiku selain itu ? Jawab Nabi saw. : Tidak, kecuali jika anda akan shalat sunah. Lalu Nabi saw. bersabda : Dan puasa pada bulan Ramadhan. Orang itu bertanya : Apakah ada lagi puasa yang wajib atasku selain itu ? Jawab Nabi saw. : Tidak, kecuali jika anda puasa sunah. Lalu Nabi saw. menerangkan kewajiban zakat. Maka ia bertanya : Apakah ada kewajiban selain itu ? Jawab Nabi saw. Tidak, kecuali jika anda bershadaqah sunah. Maka pergilah orang itu, sambil berkata : Demi Allah aku tidak akan melebihi atau mengurangi dari itu. Maka Rasulullah saw. bersabda : Sungguh bahagia ia jika benar-benar (yakni dalam ucapannya tidak akan mengurangi atau melebihi itu). (Bukhari, Muslim).

PERINTAH PERANG TERHADAP ORANG KAFIR HINGGA MEREKA MENGAKUI BAHWA TIADA TUHAN KECUALI ALLAH DAN NABI MUHAMMAD UTUSAN ALLAH

Abu Hurairah r.a. berkata: Ketika Nabi saw. wafat, dan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. diangkat sebagai khalifah, dan terjadilah orang-orang yang murtad (yakni telah menolak sebagian dari kewajiban-kewajiban dalam Islam), maka Umar r.a. berkata kepada Abu Bakar r.a.: Bagaimana, atau dengan alasan apakah engkau akan memerangi orang-orang itu, padahal Nabi saw. telah bersabda: Aku diperintah memerangi orang-orang itu sehingga mereka mengakui La ilaha ilallah, maka siapa telah mengakuinya (mengucapkannya) berarti terpelihara daripadaku harta dan jiwanya, kecuali menurut hak Islam, dan perhitungan mereka terserah kepada Allah. Jawab Abu Bakar r.a.: Demi Allah aku akan memerangi orang yang membedakan antara kewajiban shalat dengan kewajiban zakat, sebab zakat itu kewajiban harta kekayaan, demi Allah jika mereka menolak kewajiban zakat meskipun sebesar anak kambing, yang biasa mereka serahkan kepada Nabi saw. pasti akan aku perangi mereka karena menolak zakat itu. Kemudian Umar r.a. berkata: Demi Allah, benar-benar Allah telah membuka hati Abu Bakar r.a. sehingga aku sadar bahwa itulah yang benar. (Bukhari, Muslim).

Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Aku diperintah memerangi orang-orang sehingga mereka mengakui La ilaha ilallah, maka siapa yang telah mengucap La ilaha ilallah, maka telah terpelihara daripadaku jiwa dan hartanya kecuali menurut kewajibannya dalam Islam, dan perhitungan (yakni bila ia tidak jujur), terserah kepada Allah ta’ala. (Bukhari, Muslim).

Ibn Umar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: aku diperintah memerangi orang-orang sehingga mereka mengucapkan kalimat syahadat bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat, maka bila mereka telah mengerjakan semua itu berarti telah terpelihara daripadaku darah dan harta mereka kecuali dengan hak kewajiban dalam Islam, dan perhitungan mereka terserah kepada Allah. (Bukhari, Muslim).

FADHILAH PUASA

Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah Ta’ala berfirman: Semua amal perbuatan anak Adam untuknya, kecuali puasa, maka itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, dan puasa itu sebagai perisai, maka pada hari puasa seorang tidak boleh berkata keji juga tidak boleh ribut, marah-marah, maka jika ada orang memakinya atau mengajak berkelahi maka hendaknya menjawab: Aku sedang puasa, demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, bau mulut orang yang puasa lebih sedap (harum) di sisi Allah dari bau misik (kasturi). Bagi orang yang puasa dua kegembiraan, jika berbuka bergembira, dan jika bertemu dengan Tuhan dia akan bergembira karena puasanya. (Bukhari, Muslim).

Sahl r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu bernama Ar-Rayyan, yang masuk dari pintu itu pada hari kiamat hanya orang yang berpuasa, tidak boleh masuk dari pintu itu selain mereka, lalu dipanggil: Dimanakah orang-orang yang berpuasa, maka bangunlah mereka dan masuk ke pintu itu dan tidak boleh masuk dari situ selain mereka, jika sudah semuanya maka ditutup dan tidak boleh orang lain masuk. (Bukhari, Muslim).

KELEBIHAN LAILATUL KADAR DAN ANJURAN SUPAYA MENCARINYA PADA WAKTUNYA

Ibn Umar r.a. berkata: Ada beberapa sahabat Nabi saw. telah diperlihatkan Lailatul Kadar dalam mimpi di malam dua puluh tujuh, maka Nabi saw. bersabda: Aku perhatikan impianmu bertepatan dalam malam dua puluh tujuh, maka siapa berusaha untuk mendapatkannya hendaknya berusaha mencarinya pada malam dua puluh tujuh Ramadhan. (Bukhari, Muslim).

Abu Said r.a. berkata: Kami i’tikaf bersama Nabi saw. pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan, lalu keluar pada pagi hari 20 (dua puluh) Ramadhan dan berkhotbah: Aku semalam diperlihatkan Lailatul Kadar, kemudian dilupakan, karena itu kalian cari pada malam-malam yang ganjil 21, 23, 25, 27, 29. Pada malam-malam yang terakhir, dan aku diperlihatkan seakan-akan aku sujud di atas air dan tanah, maka siapa yang i’tikaf bersama Nabi saw. hendaknya pulang. Maka kami pulang dan tiada melihat sedikit awanpun di langit, tiba-tiba datang awan dan turun hujan sehingga mengalir dari atas masjid yang terbuat dari daun kurma, kemudian terdengar iqamat untuk shalat, maka aku melihat Nabi saw. sujud di atas air dan tanah, sehingga aku melihat bekas tanah yang menempel di dahi Nabi saw. (Bukhari, Muslim).

Abu Said Al-Khudri r.a. berkata: Biasa Nabi saw. i’tikaf pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan, maka apabila telah sore hari ke-20 Ramadhan beliau pulang ke rumah demikian pula para sahabat yang mengikutinya. Kemudian pada saat yang biasanya pulang, tiba-tiba berkhotbah dan bersabda: Aku biasa i’tikaf pada malam-malam ini, kemudian terasa padaku untuk i’tikaf pada malam-malam akhir (21-30) Ramadhan, maka siapa yang telah i’tikaf bersamaku tetaplah dalam i’tikafnya, sebab aku telah diperlihatkan malam Lailatul Kadar kemudian dilupakannya, karena itu kalian cari pada malam-malam ganjil (21-23-25-27-29), aku ditunjukkan seakan-akan aku sujud di atas tanah berair, tiba-tiba malam itu berawan dan hujan, sehingga bocor di masjid terutama mushola Nabi saw. pada malam dua puluh satu, kemudian aku melihat dengan mata kepalaku ketika Nabi saw. keluar dari shalat Subuh, muka Nabi saw. berlumuran tanah berair (lumpu). (Bukhari, Muslim).

‘Aisyah r.a. berkata: Biasa Rasulullah saw. i’tikaf pada malam-malam sepuluh terakhir (21-30) Ramadhan dan bersabda: Carilah malam Lailatul Kadar pada malam-malam terakhir (21-30) Ramadhan. (Bukhari, Muslim).

IMAN

Abu Hurairah ra. berkata : Pada suatu hari ketika Nabi saw. duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang bertanya : Apakah iman ? Jawab Nabi saw. : Iman ialah percaya pada Allah, dan Malaikat-Nya, perjumpaan dengan Allah, Nabi utusan-Nya dan percaya pada hari bangkit dari kubur. Lalu ditanya : Apakah Islam ? Jawab Nabi saw.: Islam ialah menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan puasa di bulan Ramadhan. Lalu bertanya : Apakah Ihsan? Jawab Nabi saw.: Ihsan ialah menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya, maka jika engkau tidak melihatNya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu. Lalu dia bertanya : Bilakah hari kiamat ? Jawab Nabi saw.: Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui dari orang yang bertanya, tetapi aku memberitakan padamu beberapa syarat (tanda-tanda) akan tibanya hari kiamat, yaitu jika budak sahaya telah melahirkan majikannya, dan jika penggembala unta dan ternak lainnya telah berlomba membangun gedung-gedung. Persoalan ini termasuk dalam lima macam perkara yang tidak dapat mengetahuinya kecuali Allah, yang tersebut dalam ayat :
“Sesungguhnya hanya Allah yang mengetahui, bilakah hari kiamat, dan Dia pula yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang di dalam rahim ibu, dan tiada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, dan tidak seorangpun yang mengetahui dimanakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui sedalam-dalamnya.”

Kemudian pergilah orang itu. Lalu Nabi saw. menyuruh sahabat : Kembalikanlah orang itu! Tetapi sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka Nabi saw. bersabda : Itu Malaikat Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada manusia. (Bukhari, Muslim).

IMAN YANG DAPAT MEMASUKKAN KE SURGA

Abu Ayyub Al-Anshari r.a. berkata: Seorang Badui menghadang Nabi saw. di tengan jalan, lalu memegang kendali unta kendaraan Nabi saw. dan bertanya: Ya Rasulullah, beritakan kepadaku amal yang dapat memasukkan aku ke surga. Maka sahabat bertanya-tanya: Mengapa, mengapa orang itu? Jawab Nabi saw.: Ada kepentingannya. Lalu Nabi saw. menjawab: Hendaknya engkau menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat, dan menunaikan (mengeluarkan) zakat dan menghubungi famili (kerabat). Kemudian Nabi saw. berkata padanya: Lepaskan kendali unta itu. (Bukhari, Muslim)

Abu Hurairah r.a. berkata: Seorang Badui datang bertanya kepada Nabi saw.: Tunjukkan kepadaku amal bila aku kerjakan aku dapat masuk surga! Jawab Nabi saw.: Hendaknya engkau menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat yang fardlu (wajib), menunaikan zakat yang fardlu, dan puasa bulan Ramadhan. Lalu Badui itu berkata: Demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya, aku tidak akan melebihi dari itu. Maka ketika ia telah pergi, Nabi saw. bersabda kepada sahabatnya: Siapa yang ingin melihat seorang ahli surga, maka lihatlah orang itu. (Bukhari, Muslim)

WAJIB BERIMAN KEPADA ALLAH DAN RASULULLAH SERTA MENJALANKAN SEMUA SYARIAT AGAMA

Ibn Abbas r.a. berkata: Ketika utusan dari Abdul-Qais datang kepada Nabi saw. ditanya: Utusan siapakah kalian? Jawab mereka: Rabi’ah. Maka disambut oleh Nabi saw.: Selamat datang rombongan utusan yang tidak kecewa dan tidak menyesal. Lalu mereka bertanya: Ya Rasulullah, kami tidak dapat datang kepadamu kecuali dalam bulan haram (Rajab, Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharam), sebab diantara kami dengan kamu ada suku kafir dari Mudhar (yakni yang selalu merampok di jalanan), karena itu ajarkan pada kami ajaran yang jelas terperinci untuk kami beritakan pada orang-orang yang di belakang kami, dan dapat memasukkan kami ke surga, mereka juga menanyakan tentang minuman.

Maka Nabi saw. menyuruh mereka empat perkara dan mencegah dari empat perkara: Menyuruh beriman kepada Allah saja. Lalu ditanya: Apakah kalian mengerti apakah iman kepada Allah saja itu? Jawab mereka: Allah dan Rasulullah yang lebih mengetahui. Maka sabda Nabi saw.: Percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa bulan Ramadhan, dan memberikan seperlima dari hasil ghanimah, dan melarang mereka membuat minuman dalam gentong, atau dibuat dalam labu, atau melubangi batang pohon, atau bejana yang dicat dengan tir. Kemudian Nabi saw. bersabda: Ingatlah semua itu dan sampaikan pada orang-orang yang dibelakanmu. (Bukhari, Muslim)

Dalam riwayat Muslim, ada tambahan: Bahwa Nabi saw. bersabda kepada Al-Asyaj: Sesungguhnya engkau memiliki dua sifat yang disukai oleh Allah, yaitu kesabaran dan ketenangan.

Riwayatnya ketika utusan itu telah sampai ke kota Madinah maka semua rombongan segera pergi kepada Rasulullah saw. kecuali Al-Asyaj, yang tenang-tenang berganti pakaian dan memperbaiki dirinya, baru ia menghadap kepada Rasulullah saw. Dan ketika Rasulullah saw. bertanya pada rombongan: Apakah kamu mewakili kaummu? Jawab mereka: Ya. Tetapi Al-Asyaj berkata: Ya Rasulullah, kami akan berbaiat mengenai diri kami, kemudian bila kembali kami akan menyampaikan ajaran-ajaranmu kepada kaum kami, maka siapa yang menurut, termasuk pada golongan kami, dan yang tidak maka terserah. Maka Nabi saw. memuji Al-Asyaj; Sungguh engkau memiliki dua sifat yang disukai oleh Allah yaitu ketenangan dan kesabaran.

Ibn Abbas r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw. mengutus Muadz bin Jabal r.a. ke Yaman, beliau berpesan: Engkau akan menghadapi orang-orang ahli kitab, karena itu pertama yang harus engkau ajarkan kepada mereka adalah tauhid dalam beribadah kepada Allah, maka bila mereka telah mengerti benar, bari tahukanlah pada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu tiap sehari semalam, dan bila mereka telah mengerjakan itu, beritakan pada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka mengeluarkan zakat harta untuk diberikan kepada fakir miskin mereka, maka bila mereka taat pada itu, maka engkau terima dari mereka, dan berhati-hati jangan mengambil milik kesayangan mereka. (Bukhari, Muslim)

Ibn Abbas r.a. berkata: Ketika Nabi saw. mengutus Mu’adz r.a. ke Yaman beliau berpesan kepadanya: Berhati-hatilah terhadap doanya orang yang teraniaya, sebab antara dia dengan Allah tidak ada hijab (penghalang). (Bukhari, Muslim)


SIAPA YANG MENGHADAP ALLAH DENGAN IMAN YANG TIDAK RAGU PASTI MASUK SURGA

Ubadah bin Ash-Shamit r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Siapa yang membaca: Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu wa anna Muhammadan abduhu warasuluhu, wa anna Isa abdullahi warasuluhu (wabnu amatihi) wakalimatuhu alqaaha ila Maryam waruhun minhu, waljannatu haq wannaru haq. (Aku percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah yang Esa dan tidak bersekutu, dan bahwa Nabi Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya, dan bahwa Isa juga hamba Allah dan utusan-Nya (putra dari hamba-Nya), dan kalimat Allah yang telah diturunkan kepada Maryam, juga Isa sebagai ruh yang diciptakan Allah, dan surga itu haqq (benar), juga neraka haqq (benar), pasti Allah akan memasukkannya ke dalam surga meskipun bagaimana amalnya). (Yakni jika dibaca dengan penuh iman keyakinan). (Bukhari, Muslim).

Dalam riwayat Muslim: Allah akan memasukkannya ke dalam surga dari pintu mana yang ia suka, dari pintu-pintu surga yang delapan itu.

Muadz bin Jabal r.a. berkata: Ketika aku sedang mengikuti di belakang kendaraan Nabi saw. tiada renggang antaraku dengan Nabi saw. kecuali belakang kendaraan itu, tiba-tiba Nabi saw. memanggil: Ya Muadz. Jawabku: Labbaika Rasulullah wa sa’daika. Kemudian terus berjalan sejenak, lalu memanggil: Ya Muadz! Jawabku: Labbaika Rasulullah wa sa’daika. Kemudian terus berjalan lalu memanggil: Ya Muadz! Jawabku: Labbaika Rasulullah wa sa’daika. Lalu bersabda: Tahukah engkau apakah hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya? Jawab Muadz: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka sabda Nabi saw.: Hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya, adalah supaya mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan Allah dengan suatu apapun. Kemudian meneruskan perjalanan, lalu bertanya: Ya Muadz bin Jabal. Jawabku: Labbaika Rasulullah wa sa’daika. Lalu ditanya: Tahukah engkau apakah hak hamba jika mereka telah melaksanakan kewajiban itu? Jawab Muadz: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka sabda Nabi saw. Hak hamba atas Allah bahwa Allah tidak akan menyiksa mereka. (Bukhari, Muslim).

CABANG-CABANG IMAN

Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Iman itu enam puluh lebih cabangnya, dan sifat malu itu satu cabang dari iman. (Bukhari, Muslim).

Muslim meriwayatkan: Tujuh puluh lima cabang, yang utama ialah kalimat La ilaha illallah, dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan di jalanan, dan malu itu satu cabang dari iman.

Ibn Umar r.a. berkata: Nabi saw. melihat seorang yang menasihati saudaranya karena malu, maka Nabi saw. bersabda: Biarkanlah ia, karena sesungguhnya malu itu adalah bagian daripada iman. (Bukhari, Muslim).

Imran bin Hushain r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Malu itu tiada mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan. (Bukhari, Muslim).

SAHNYA PUASA ORANG YANG JUNUB (BERJANABAT)

Aisyah dan Ummu Salamah r.a. keduanya berkata: Bahwa ada kalanya Nabi saw. sampai terbit fajar masih junub karena bersetubuh dengan istrinya pada waktu malam, kemudian langsung mandi dan puasa. (Bukhari, Muslim).

Marwan berkata kepada Abdurrahman bin Al-Harits: Aku sumpahi engkau harus menyampaikan hadis ini kepada Abu Hurairah. Karena Marwan pada waktu itu sebagai walikota Madinah. Abu Bakar berkata: Abdurrahman tidak suka menyampaikan berita itu kepada Abu Hurairah, kemudian ditakdirkan bertemu di Dzul Hulaifah, karena Abu Hurairah memiliki tanah di sana, lalu Abdurrahman berkata kepada Abu Hurairah: Aku akan menyebutkan kepadamu suatu hal, andaikan Marwan tidak menyumpah aku niscaya tidak akan aku sebutkan kepadamu, lalu Abdurrahman memberitahukan kepadanya hadis ‘Aisyah dan Ummu Salamah r.a. Maka dijawab oleh Abu Hurairah: Begitulah yang diberitakan kepadaku oleh Al-Fadhl bin Abbas r.a. dan dia lebih mengetahui.

AMAL YANG UTAMA DALAM ISLAM

Abdullah bin Amr r.a. berkata: Seorang bertanya kepada Nabi saw.: Apakah yang baik dalam Islam? Jawab Nabi saw.: Memberi makan, dan memberi salam pada orang yang engkau kenal atau tidak kenal. (Bukhari, Muslim).

Abu Musa r.a. berkata: Sahabat bertanya: Ya Rasulullah apakah yang utama dalam Islam? Jawab Nabi saw.: Orang yang dapat selamat semua orang Islam (muslim) dari gangguan lidah dan tangannya. (Bukhari, Muslim).